Join and Follow This Blog

Minggu, 25 Agustus 2013

DAHSYATNYA PADANG MAHSYAR

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Allah akan mengumpulkan seluruh manusia setelah mereka bangkit dari kuburnya. Mereka berjalan menuju mahsyar, sebuah tempat di mana Allah akan kumpulkan makhluk yang pertama hingga yang terakhir. 

Mahsyar adalah sebuah tempat yang rata. Tidak ada tempat yang tinggi, tidak pula ada gunung maupun bukit. Tempat yang rata, semua makhluk akan berkumpul di sana.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam

hadits Sahl bin Sa’d z, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:

“Umat manusia akan digiring pada hari kiamat ke (mahsyar). Sebuah medan yang luas. Tanahnya berwarna putih seperti bundaran roti yang bersih.” Sahl z dan selainnya berkata: “Tidak ada di sana tanda (tempat keberadaan) bagi seorangpun.” (HR. Al-Bukhari no. 6521 dan Muslim no. 790)

Matahari didekatkan kepada makhluk ...

Matahari akan didekatkan terhadap kepala makhluk, sehingga semakin memberatkan dan menakutkan mereka. Itulah di antara peristiwa yang amat dahsyat di padang mahsyar. Maka, keluarlah keringat mereka yang akan menyiksa pemiliknya sesuai dosa-dosa mereka ketika hidup di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam:

“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata.”–

Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda: “Maka manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya).

Maka, di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua betisnya. Adapula yang sampai pinggangnya. Ada juga yang keringatnya sungguh-sungguh menyiksanya.” –Perawi berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam menunjuk dengan tangannya ke mulutnya.” (HR. Muslim no. 2864)

Juga hadits dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:

“Sesungguhnya keringat manusia itu pada hari kiamat akan membanjiri bumi selebar tujuhpuluh depa, dan sungguh akan membanjiri sampai setinggi mulut atau telinga mereka.” (HR. Muslim)

Seandainya ada yang bertanya, kalau di dunia maka bila matahari mendekat sedikit saja dari garis edarnya, wajarnya bumi akan terbakar. Maka, bagaimana mungkin hal ini akan terjadi dengan jarak sedemikian dekat namun tidak membakar makhluk?

Jawabannya, kata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, manusia akan dibangkitkan lalu digiring ke padang mahsyar pada hari kiamat bukan dengan kekuatan yang ada pada mereka ketika hidup di dunia. Bahkan mereka lebih kuat dan lebih mampu.

Bila manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari, tidak berteduh, tidak makan dan tidak minum, mereka tidak mungkin mampu melakukannya. Mereka akan binasa.

Namun pada hari kiamat, mereka mampu berdiri selama 50 tahun tanpa makan dan minum ataupun berteduh, kecuali beberapa golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala naungi. Mereka mampu menyaksikan kegerian-kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni neraka yang disiksa, mereka tidak binasa karenanya.

“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain …” (An-Nisa’: 56)

Oleh karena itulah, Rasulullah memberikan contoh kepdaa umatnya untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari berbagai kesempitan dan kengerian yang akan terjadi pada hari kiamat. Sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:

“Adalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari kesempitan-kesempitan di mahsyar pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Golongan yang akan mendapatkan naungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ...

Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan rahmat dan keutamaan-Nya akan memberikan naungan kepada sebagian hamba-Nya, pada hari yang sangat panas. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya, yaitu di padang mahsyar tatkala mereka menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Beberapa golongan yang akan mendapatkan naungan-Nya, yaitu naungan Arsy-Nya, adalah sebagaimana yang Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam sebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah . Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:

“Ada tujuh golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menaungi mereka di bawah naungan Arsy-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Arsy-Nya. Mereka adalah

(1) imam (pemimpin) yang adil,
(2) pemuda yang tumbuh dalam peribadahan kepada Rabbnya,
(3) orang yang hatinya terkait di masjid,
(4) orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,

(5) seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik, namun dia berkata: ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’,

(6) orang yang bersedekah namuan merahasiakannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan

(7) orang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga berlinang air matanya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:

“Ada tujuh golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menaungi mereka dalam naungan Arsy-Nya ….” (HR. Sa’id bin Manshur’)

Maka, riwayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud naungan-Nya adalah naungan Arsy-Nya, bukan naungan Dzat-Nya.

Golongan lain yang juga akan mendapatkan naungan Arsy-Nya adalah: ...

“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan (membayar hutang) atau membebaskan (hutang tersebut) darinya, niscaya Allah akan menaunginya dalam Arsy-Nya.” (HR. Muslim no. 3006)

Wallahu a'lam bishshawab, ..
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah …
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ….

# BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI #
-----------------------------------------------
…. Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa’atuubu Ilaik ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar